Sabtu, 07 Desember 2013

Mari Bertani di Kota

Mari Bertani di Kota

Berhenti sejenak mengeluhkan naiknya harga makanan. Saidiman Ahmad yang sedang mengambil studi tentang public policy, mengajak kita memanfaatkan ruang sempit untuk memenuhi sebagian kebutuhan dapur.
Tahun ini, Indonesia mengalami krisis bawang putih. Harga bumbu dengan aroma menyengat ini meroket menembus angka 8.000 hingga 10.000 rupiah per kilogram. Sebelumnya, Indonesia juga mengalami krisis bawang merah, tempe, cabe, beras, bahkan garam. Penyebab utama krisis ini tentu saja karena jumlah pasokan tidak memenuhi jumlah permintaan. Terlalu banyak orang ingin makan dengan bumbu-bumbu itu, tapi tidak cukup banyak yang menyediakannya. Harganya kemudian melambung melampaui kemampuan belanja penduduk.
Tulisan ini hendak menawarkan solusi dalam bentuk kegiatan pertanian untuk meningkatkan produksi bahan makanan. Karena wilayah yang paling rawan terkena krisis bumbu dan makanan adalah kota, maka kegiatan pertanian seharusnya dilakukan di kota. Kota paling rawan terkena krisis karena permintaan makanan begitu tinggi, tetapi kota sejauh ini tidak memproduksinya. Cabe, bawang, dan bumbu lainnya itu diimpor dari luar kota bahkan luar negeri. Setiap kilo meter ongkos perjalanan bumbu tersebut harus dibayar mahal oleh konsumen dengan harga yang tinggi. Rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan 50,66 persen penghasilan hariannya untuk kebutuhan makanan (BPS 2013). Bahan makanan yang melewati perjalanan jauh itu kemungkinan besar butuh pengawet agar mereka sampai ke kota dalam keadaan seolah-olah segar. Dengan begitu, para konsumen mempertaruhkan kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan berpengawet tersebut. Barangkali itu salah satu penjelas kenapa rumah sakit menjadi tempat yang paling ramai dikunjungi oleh penduduk kota, selain mal.
Bertani di kota bukan barang baru. Di banyak negara berkembang, kegiatan ini sudah lama dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan mengatasi kelangkaan bahan makanan di pasar. Bahkan pertanian di kota dari hari ke hari menjadi salah satu industri yang besar dan diperhitungkan dalam rangka meningkatkan pendapatan, kesehatan, dan mengatasi kesenjangan penduduk kota (Smith & Nars 1992, h. 142). Dawson & Canet (1991, h. 135) mempridiksi 50 persen penduduk dunia akan tinggal di kota yang artinya kelangkaan bahan makanan akan semakin menjadi problema utama penduduk dunia. Untuk mengatasi persoalan ini, 200 juta penduduk dunia sudah bergerak terlibat dalam kegiatan pertanian di kota untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 800 juta penduduk kota (UNDP 1996 dikutip Zezza & Tasciotti 2010, h. 256). Data yang dihimpun Ruel dkk. pada 1998 menunjukkan bahwa 50 persen penduduk pelbagai kota di Afrika dan 40 persen di Amerika Latin sudah terlibat kegiatan pertanian di kota (dikutip Zezza & Tasciotti 2012, h. 265). Dalam hal ini, kota-kota di Indonesia, terutama Jakarta, tertinggal jauh dari negara-negara di kedua wilayah itu. Hanya sekitar 11 persen penduduk kota di Indonesia terlibat dalam kegiatan pertanian, bandingkan, misalnya, dengan Vietnam (69 persen) atau Nikaragua (68 persen) (Zezza & Tasciotti, h. 268).
Kreatifitas di ruang sempit
Kota memang memiliki lahan yang sangat terbatas untuk bertani. Tapi pikiran dan kreatifitas terlalu sulit dicari batasnya. Pelbagai metode telah dilakukan para petani kota. Mereka menggunakan taman, garasi, atap, ruang tamu, dapur, dinding, bahkan bagasi mobil untuk bertani. Pada gedung bertingkat, ada yang menggunakan satu atau dua lantai atau, yang paling populer, menggunakan atap gedung khusus untuk menanam sayur. Metode yang digunakan bisa bermacam-macam, mulai dari menanam langsung di tanah, menggunakan pot, hydroponik, aquaponik, kebun vertikal atau menara kebun dengan menggunakan jaringan pipa. Sebagian besar teknik pertanian kota itu tidak menggunakan tanah, melainkan air, pipa, dan lampu. Teknik hydroponik atau aquaponik itu bahkan bisa dikombinasikan dengan peternakan ikan, di mana ikan dan tanaman sayur bisa saling bertukar nutrisi.
Hasilnya, penduduk kota bisa memenuhi sendiri sebagian kebutuhan makanannya. Hal ini juga bisa berkontribusi pada perbaikan kesehatan penduduk. Bukankah makanan yang paling sehat adalah makanan yang diproduksi sendiri? 50 persen lebih pengeluaran pada makanan ditambah biaya sakit akan bisa ditekan seminimal mungkin dan penghasilan dialihkan untuk kebutuhan lain, misalnya pendidikan.
Adalah tugas pemerintah untuk menyiasati penyelesaian krisis bumbu dan bahan makanan. Tetapi dengan bertani sendiri, penduduk kota tidak harus menunggu pemerintah membuka kran impor untuk mengatasi kelangkaan. Memasak makanan dengan memetik bumbu dari sudut garasi atau memetik sayuran dari atap rumah, tidakkah menyenangkan? Selamat mencoba!

Kisah Nelson Mandela Melawan Apartheid

Mandela : Kisah Perjuangan Melawan Apartheid

Nelson Mandela Kisah hidupnya adalah perjuangan panjang melawan sistem apartheid. Ia dipenjara puluhan tahun di Robben Island. Mandela, aktivis gerakan demonstrasi, meruntuhkan apartheid dan presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan
 
  Nelson Mandela, saat masih menjadi pengacara muda dan ketua ANC
10 Mei 1994, momentum besar bagi Afrika Selatan, mungkin yang terbesar dalam sejarahnya.
„Tidak ada seorang pun di negara ini yang kembali akan sebuah kelompok di bawah kelompok lainnya. Semoga Tuhan melindungi Afrika.“
Saat itu Nelson Mandela menjadi presiden berkulit hitam pertama di Afrika Selatan. Dengan undang-undang baru yang modern dan berakhirnya apartheid.
Lahirnya apartheid
Tahun 1930 di Jerman Hendrik Verwoerd, seorang pria kulit putih mengenal paham nasionalsosialisme dan terpengaruh kuat ideologi rasisme yang dilancarkan NAZI. Ia kemudian melahirkan gagasan apartheid dalam kolonialisme.
Orang-orang berkulit putih seperti Verwoerd memandang dirinya sebagai anggota kaum elit di benua hitam tersebut. Verwoerd dan partai nasionalisnya mendefinisikan apartheid sebagai perkembangan terpisah, antara kelompok yang diistimewakan dan yang dianggap lebih rendah.
Sebagai menteri untuk urusan masalah penduduk asli, Verwoerd yang kemudian menjadi Perdana Menteri ke-7 Afrika Selatan menempatkan mayoritas warga berkulit hitam di negara itu ke kawasan khusus yang disebut Bantustan atau homelands. Kawasan-kawasan pemukiman ini disediakan hanya untuk kaum kulit hitam.
Pemisahan ras itu menentukan tata kehidupan secara umum. Di tempat-tempat umum ditetapkan peraturan ketat pemisahan antara kaum kulit putih dan tidak berkulit putih. Pernikahan campuran dilarang. Dengan Group Areas Act tahun 1950 dilakukan pemisahan kawasan tempat tinggal. Pendidikan dan lapangan kerja juga diatur berdasarkan ras. Di luar homelands kaum berkulit hitam harus selalu membawa paspor.
Aksi anti apartheid
Akibat penekanan dan rasialisme, muncul gerakan protes yang diorganisir Kongres Nasional Afrika ANC, yang kemudian menjadi gerakan massal. Demonstrasi, boykot, mogok kerja dan pembakaran massal paspor-paspor.
Salah satu aktivis utamanya adalah pengacara muda Nelson Mandela, yang kemudian menjadi ketua ANC. Tahun 1960 di selatan Johannesburg 20 ribu warga kulit hitam tanpa paspor menyerbu pos polisi, membiarkan dirinya ditangkap pihak berwenang. Demonstrasi itu berakhir dengan pembunuhan massal.
ANC kemudian dilarang. Nelson Mandela melakukan perlawanan bersenjata dalam gerakan bawah tanah, dengan menyerang pusat-pusat industri. Tahun 1964 jajaran pimpinan gerakan bawah itu ditangkap. Nelson Mandela dan Walter Sisulu dkenai tahanan seumur hidup. Di pengadilan Mandela menekankan ia bersedia mati untuk visinya.
Diisolasi internasional
Dengan penerapan sistem apartheid Afrika Selatan semakin diisolasi masyarakat internasional. Sanksi perdagangan dan politik keuangan pada akhir 1980-an menyulitkan pemerintah nasionalis. Tekanan dari protes di jalanan, larangan mengikuti kejuaraan dunia serta pertandingan olimpiade menyebabkan pemerintah dari Frederik Willem De Klerk akhirnya melakukan perundingan dengan Kongres Nasional Afrika, ANC dengan syarat berakhirnya kekerasan tersebut.
Dalam pidato di parlemen tahun 1990 Presiden De Klerk mengumumkan reformasi serta berakhirnya pengasingan para aktivis. Nelson Mandela dibebaskan 11 Februari 1990 dalam usia 74 tahun, setelah ditahan 27 tahun. Ia berhasil melalui masa penahanan tersebut karena tidak ragu akan misinya.
Ia lalu menerima Nobel Perdamaian bersama dengan De Klerk. Tahun 1994 berlangsung pemilu yang bebas dan adil untuk pertama kalinya di Afrika Selatan. Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama. Pemerintahnya mengakhiri sistem apartheid dan merintis rekonsiliasi nasional. (dk/as)

Jumat, 06 Desember 2013

Sejarah dan Stadion Klub Liverpool


Sejarah dan Stadion Klub Liverpool
Sejarah Klub Liverpool adalah benar-benar sejarah. Liverpool sekarang sering diejek sebagai klub yang “hanya tinggal sejarah” Liverpool memang klub tersukses di Inggris di bawah Manchester United tetapi kebanyakan trofi dan raihan gelar mereka terjadi sebelum dekade 90-an. Tetapi, untuk urusan gelar Eropa Liverpool adalah klub tersukses di Inggris karena berhasil menjuarai Liga Champions Eropa sebanyak lima kali.
Liverpool didirikan pada tahun 1892 oleh John Houlding. John Houlding berselisih pendapat dengan para pemegang kebijakan klub Everton soal tanah di Anfield apakah akan diteruskan menjadi stadion Everton atau tidak. Akhirnya direksi Everton lebih memilih pergi dari Anfield, sedangkan Houlding bertahan di Anfield dan mendirikan Liverpool. Setahun kemudian, tahun 1893 Liverpool yang awalnya bernama Everton Athletic bergabung ke FA tetapi ditolak FA karena tidak mengakui sebagai Everton walhasil John Houlding merubah nama Everton Athletic menjadi Liverpool Football Club.

Liverpool justru lebih sukses dibandingkan saudara tuanya, Everton. Apalagi pada periode di bawah kepemimpinan manajer tersukses Liverpool; Bill Shankly, tahun 1959-1974. Mereka merajai Liga Inggris sebanyak empat kali. Kesuksesan ini diteruskan oleh pewarisnya yakni Bob Paisley 1974-1984. Liverpool meraih gelar Liga Champions Eropa sebanyak empat kali dan Liga Inggris sebanyak tujuh kali. Bersamaan dengan kesuksesan klub sepakbola Liverpool, grup musik The Beatles juga sedang membuat demam dunia. Sehingga pada masa itu ketika menyebut kata “Liverpool” hanya berarti dua asosiasinya yakni, sepakbola atau musik.
Liverpool terakhir meraih gelar tahun 2005. Banyak sekali orang-orang yang berkata bahwa hal itu seperti “Keajaiban Istanbul” Bagaimana tidak ? Liverpool yang sudah tertinggal 3-0 di babak pertama oleh AC Milan secara luar biasa menyamakan kedudukan 3-3 di babak kedua dan akhirnya menjadi juara Liga Champions Eropa lewat adu pinalti.
Stadion Liverpool dari dulu hingga sekarang tidak berubah nama, yakni Anfield Stadium. Pada awalnya seperti sudah disebutkan di atas Stadion Anfield dipakai oleh Everton dari tahun 1884 sampai tahun 1892. Sejak tahun 1892 Liverpool memakai stadion ini dan tidak berpindah juga tidak berubah nama hanya kapasitas dan teknologi dalam stadion yang diubah. Pada mulanya stadion ini berkapasitas 20.000 orang. Kemudian direnovasi pertama kali pada tahun 1928 sehingga kapasitasnya naik menjadi 30.000 orang dan terus direnovasi sampai sekarang berkapasitas 45.276 kursi. Baru-baru ini, Liverpool dikabarkan sedang berencana membangun stadion baru bernama Stanley Park.