Sabtu, 22 Februari 2014


Perjalanan Hidup Prof. Dr. Ing. Bj. Habibie


Perjalanan Hidup Prof. Dr. Ing. Bj. Habibie
Ketika beliau pergi haji akhir tahun 1982, mendapatkan pujian, “Habibie, dunia ini tidak tuli dan buta. Bahwa, didunia ini terdapat ilmuwan muslim yang mengangkat nama Islam dimata dunia dengan prestasi dan progresifitas.”
-Pengeran Sultan Abdul Aziz (Saudi Arabia)-


Siapa yang tak kenal dengan ilmuwan Islam di abad modern ini, manusia pintar, genius dan mungkin diantara 130 juta penduduk Indonesia. Berbagai ilmu eksakta, sosial, politik dan aeronik telah dikuasai walaupun secara otodidaks maupun akademik. Perjalan hidup B.J. Habibie merupakan pelajaran hidup seorang ilmuwan tanah air yang sukses dimata dunia bukan hanya fiktif ataupun rekayasa melainkan realitas yang nyata dan fakta. Oleh sebab itu pada rubrik ini kita akan mengetahui, siapakah BJ. Habibie? Bagaimanakah beliau mendapatkan prestasi yang gemilang dimata dunia? Faktor apakah yang mendasari kesuksesan beliau baik di Indonesia maupun dirantau?
Bj. Habibie lahir di Pare-Pare tepatnya provinsi Ujung Pandang pada tanggal 25 Juni 1936 dengan nama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie, putra Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A Tuti Marini Puspowardojo, beliau merupakan anak ke-4 dari delapan bersaudara, sejak kecil beliau telah membangun begron masa depannya yang cemerlang baik dari segi spiritual maupun intelektual. Belajar, membantu orang tua, mengaji dan shalat merupakan rutinitas sehari-hari yang tak pernah ditinggalkan. Oleh sebab itu, sejak duduk di bangku sekolah beliau adalah murid yang jenius, ramah, sopan dan tidak sombong. Sehingga pelajaran eksakta yang sulit seperti, matematika, fisika, kimia, stereo dan geneo dalam sekejap dapat diselesaikan dengan nilai yang baik sekali.
Namun sejak 3 September 1950, bapak beliau meninggal karena mengalami serangan jantung ketika menunaikan shalat Isya’. Dengan perasaan duka yang mendalam R.A Tuti Marini menadahkan tangan kepada Allah untuk meminta ketabahan dalam menghadapi hari-hari selanjutnya. Setelah beberapa saat setelah kematian suaminya beliau langsung memutuskan kepada anak laki-laki pertamanya yaitu Habibie untuk pindah ke Jawa (Bandung) agar dapat meneruskan pendidikannya.
Tetapi jauh dari kehidupan anaknya yang rajin dan tekun belajar, Ny. R.A Tuti Marini tidak merasa tenang, sehingga memutuskan untuk meninggalkan Ujung Pandang sekeluarga untuk transmigrasi ke Bandung dengan menjual rumah dan kendaraannya. Selama menjadi mahasiswa di ITB Habibie memang banyak tertarik dibidang aeromodeling atau model pesawat terbang yang ia buat sendiri.
Menjadi Mahasiswa di Aachean


Pada tahun lima puluhan, belajar diluar negeri masih merupakan hal yang langka, baik dengan beasiswa pemerintah maupun biaya sendiri. Tetapi Ny. R. A Tuti Marini sudah bertekad kepada anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan semaksimal kemampuannya, termasuk keluar negeri B.J. Habibie mendengar sendiri malam ketika ayahnya meninggal, ibunya yang waktu itu mengandung delapan bulan berteriak-teriak dan bersumpah di depan jasad Alwi Jalal Habibie suaminya, bahwa cita-cita suaminya terhadap pendidikan anak-anaknya akan diteruskan. Itulah yang membuat Habibie tidak heran ketika diajak runding ibunya. “Nak, kamu sudah saya dapatkan beasiswa untuk keluar negeri. Sudah ada izin dari P dan K, katanya.”
Kebetulan pada suatu hari ia bertemu dengan Kenkie (Laheru) temannya di ITB. Laheru mengatakan ia akan pergi ke Jerman melanjutkan pendidikan. B.J. Habibie langsung menyatakan bahwasannya ia juga berniat, tetapi bagaimana bisa memperoleh izin dan visa ? Laheru menjawab, sementara ini yang paling penting adalah menghubungi kementerian perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Jakarta.
Beliau langsung berangkat ke Jakarta dan menemui petugas yang berwenang. Waktu itu beliau ditanya jurusan apa yang paling dikuasai? Beliau menjawab fisika yang termasuk jurusan aeronautika atau intruksi pesawat terbang. Ibu beliau mengirim Habibie keluar negeri dengan alasan, Saya memilih Habibie karena anak itu kelihatan lebih serius dalam hal belajar. Sampai-sampai dibalik pintupun ia bisa membaca buku dengan asyiknya. Sebetulnya, adiknya ada yang ingin melanjutkan sekolah ke luar negeri tapi bagaimana lagi waktu itupun, saya harus melepas seluruh uang tabungan, dan sebagai janda saya tidak memiliki koneksi, sehingga terpaksa saya harus berjuang sendiri demi anak.”
Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Sebelum berangkat ke Jerman, beliau bertemu Prof. Dr. Muhammad Yamin selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang waktu itu mengelus-ngelus kepalanya dan berkata, “Kamu inilah harapan bangsa.” Nasehat tersebut merupakan ujian yang harus dilalui dengan sukses oleh B .J. Habibie.

Hidup di Rantau


Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain
Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.
Dalam kelas-kelas yang diikutinya Habibie kadang-kadang menarik perhatian. Pernah suatu hari Habibie mengikuti kuliah yang diberikan oleh Prof. Ebner, tetapi karena terlambat beberapa menit ia masuk ruangan kuliah dengan berhati-hati. Kira-kira setengah jam kemudian, Prof. Ebner berhenti dan menanyakan kepada mahasiswa apakah ada yang belum jelas ataupun bertanya. Tiba-tiba beliau angkat bicara dengan langsung mendebat, sehingga suasana mulai berubah. Dan semakin lama perdepatanpun semakinseru, sampai akhirnya semua mahasiswa satu persatu meninggalkan tempat karena makin panjangnya perdebatan.
Disamping aktif menjadi mahasiswa jurusan aeronik, ternyata kiprah Habibie dalam dunia sosial sangat bagus, beliau mengadakan seminar PPI yang mengupas masalah pembangunan, politik, ekonomi serta sosial di Indonesia.pada tahun 1959 dengan penuh perjuangan dan usaha yang tidak mudah, sehingga beberapa perusahaan beliu kunjungi untuk meminta dana dari proposal yang beliau buat sendiri. Seminar tersebut diikuti oleh seluruh mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang berdomisili di Eropa.
Sementara seminar terealisasikan, beliau terkapar sakit dan mendekam di klinik universitas Bonn dikarenakan serangan influenza yang virus-virusnya masuk ke jantung. Sehingga selama 24 jam, dalam keadaan tidak sadar tiga kali dikembalikan kekamar mayit dari bangsal biasa. Namun, Allah masih memberikan kesempatan bagi beliau untuk meneruskan perjuangannya, dan saat sadar beliau menciptakan sajak, yaitu:
Sajak ini, mengisahkan tekad dan kepasrahannya dalam mengabdi untuk mencapai kemakmuran bangsa bukan untuk dilihat orang tetapi merupakan kewajiban generasi bangsa baik individu maupun kelompok.
Memang tekad suci dan kuat, serta tujuan belajar serta hidup yang suci menjadi dasar kesuksesan beliau dalam bidang akademik. Sehingga pada tahun 1960 meraih gelar Diploma Ing., dengan nilai Cumlaude atau dengan angka rata-rata 9,5. Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman. Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.
Sedangkan pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summacumlaude dengan angka rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean. Belum lagi penemuan beliau tentang pemecahan persoalan penstabilan konstruksi di bagian ekor pesawat yang dihadapi oleh Perusahaan HFB (Hamburger Flugzeugbau) yang kini berubah menjadi MBB (Messerschmitt Bolkow Blohm) selama tiga tahun akhirnya dapat diselesaikan oleh Habibie dalam waktu enam bulan. Sehingga, penemuan-penemuan tersebut diabadikan oleh berbagai pihak yang dikenal dengan teori, faktor dan metode Habibie. Kegigihannya dalam mempertahankan pendapat, baik mengenai program-program penelitian maupun yang lainnya membuahkan hasil baginya. Sehingga pada tahun 1974, beliau sudah diangkat menjadi Wakil Presiden dan Direktur Teknologi MBB. Amanat tersebut merupakan jabatan tertinggi yang diduduki oleh orang asing.
Prestasi-prestasi yang diukir di Jerman bukan kunci keberhasilan dan kejayaan bagi beliau, justru hal tersebut sebagai sarana dalam mempersiapkan diri jika kelak berada di tanah air. Pada umur 28 tahun, ketika itu Habibie belum bisa kembali pulang ke Indonesia justru beliau diberi tugas untuk membina kader-kader bangsa yang sedang mendalami konstruksi pesawat. Akhirnya, kader-kader tersebut beliau berikan peluang untuk bekerja di MBB melalui prakarsa yang tidak mudah untuk meyakinkan pihak perusahaan dalam menerima 30 orang Indonesia. Saat Habibie dipanggil untuk pulang ke Indonesia, 30 orang tersebut bersama-sama beliau kembali ke tanah air guna menjalankan tugas yang diberikan oleh presiden Suharto.

Kembali ke tanah air


Presiden Suharto langsung memberi instruksi kepada B.J. Habibie untuk merintis IPTN. Bermodalkan semangat dan tekad yang kuat B.J.Habibie berangkat ke luar negeri guna mengajak industri-industri pesawat terbang lainnya untuk bekerjasama. Di dalam usahanya itu, tantangan besar siap dihalau. Bahkan tamparan keras dirasakan ketika akan berunding dengan sebuah industri pesawat terbang di Kanada. Direktur utama perusahaan menolak untuk bertemu bahkan ketika asisten direktur perusahaan menerimanya, dengan keras mereka menjawab tidak berminat untuk bekerja sama dengan Indonesia dan yang perlu dimengerti oleh anda membangun industri pesawat terbang itu tidak mudah Habibie seharusnya semua mengerti. Dengan kata lain, bangsa Indonesia tidak akan becus membuat pesawat terbang. Karena itu jangan bermimpi.
Tidak ada usaha tanpa hasil didunia ini, akhirnya beliau mendapatkan mitra yaitu CASA Spanyol yang setuju bekerjasama dalam pembuatan NC 212 Aviocar berbaling-baling ganda. Kemudian berdasarkan pengalamannya di Eropa, beliau berhasil membuat persetujuan dengan MBB untuk membuat Helikopter BO-105 dan sebagainya.
Menaiki jenjang karier di Indonesia banyak prestasi yang beliau raih, diantaranya: memimpin industri IPTN, guru besar bidang konstruksi pesawat terbang di ITB, menjadi Menteri Riset dan Teknologi, Wakil Presiden RI, Presiden RI, ketua ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia), pemimpin umum The Habibie Center, dan masih banyak prestasi beliau yang diukir baik nasional maupun Internasional. Beliau bagaikan mendayung diantara gelombang, kritik positif maupun tidak membangun tiada henti. Namun apakah kata? Tiada orang yang sempurna didunia ini, maka tikaman dan hujatan beliau hadapi dengan tenang serta tabah.
Charge dalam hidup


Walaupun sibuk dengan urusan bangsa, organisasi dan keluarga, namun nilai-nilai spiritual tetap harus didepankan. Beliau tidak pernah lupa sholat lima waktu, sesekali shalat tahajjud, puasa Senin-Kamis serta menunaikan ibadah haji. Selama di rantau dalam keadaan rindu kepada Tuhan, di manapun tidak memilih tempat, ia berhenti untuk berdoa. Beliau ingat dengan ayahnya yang saleh. Beliau biasa membawa tasbih kemanapun berada. Karena ibadah spiritual merupakan charge (mengisi tenaga) dan secara biologis hal itu berarti menambah kalori dan energi.
Kesimpulannya,
perjalan hidup B.J.Habibie tidak selalu lurus dan indah, namun ibarat mendayung di antar ribuan orang pintar pastilah ada cobaan, tikaman dan hujatan dari orang lain melalui kritik positif maupun yang tidak membangun. Namun, semuanya beliau atasi dengan tenang serta ibadah spiritul sebagai charge dalam hidup. Dan, berbakti kepada kedua orang tua bagi beliau merupakan kunci kesuksesan utama yang membawa beliau kejenjang kesuksesan dan prestasi baik tingkat dunia maupun Internasional.


Dikutip dari,
Buku The True Life of Habibie (Cerita di Balik Kesuksesan)


Sumpahku!!!!
FOTO FOTO BAPAK B.J.Habibie :
BJ 1.jpgBJ 2.jpgBJ 3.jpg


Sabtu, 07 Desember 2013

Mari Bertani di Kota

Mari Bertani di Kota

Berhenti sejenak mengeluhkan naiknya harga makanan. Saidiman Ahmad yang sedang mengambil studi tentang public policy, mengajak kita memanfaatkan ruang sempit untuk memenuhi sebagian kebutuhan dapur.
Tahun ini, Indonesia mengalami krisis bawang putih. Harga bumbu dengan aroma menyengat ini meroket menembus angka 8.000 hingga 10.000 rupiah per kilogram. Sebelumnya, Indonesia juga mengalami krisis bawang merah, tempe, cabe, beras, bahkan garam. Penyebab utama krisis ini tentu saja karena jumlah pasokan tidak memenuhi jumlah permintaan. Terlalu banyak orang ingin makan dengan bumbu-bumbu itu, tapi tidak cukup banyak yang menyediakannya. Harganya kemudian melambung melampaui kemampuan belanja penduduk.
Tulisan ini hendak menawarkan solusi dalam bentuk kegiatan pertanian untuk meningkatkan produksi bahan makanan. Karena wilayah yang paling rawan terkena krisis bumbu dan makanan adalah kota, maka kegiatan pertanian seharusnya dilakukan di kota. Kota paling rawan terkena krisis karena permintaan makanan begitu tinggi, tetapi kota sejauh ini tidak memproduksinya. Cabe, bawang, dan bumbu lainnya itu diimpor dari luar kota bahkan luar negeri. Setiap kilo meter ongkos perjalanan bumbu tersebut harus dibayar mahal oleh konsumen dengan harga yang tinggi. Rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan 50,66 persen penghasilan hariannya untuk kebutuhan makanan (BPS 2013). Bahan makanan yang melewati perjalanan jauh itu kemungkinan besar butuh pengawet agar mereka sampai ke kota dalam keadaan seolah-olah segar. Dengan begitu, para konsumen mempertaruhkan kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan berpengawet tersebut. Barangkali itu salah satu penjelas kenapa rumah sakit menjadi tempat yang paling ramai dikunjungi oleh penduduk kota, selain mal.
Bertani di kota bukan barang baru. Di banyak negara berkembang, kegiatan ini sudah lama dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan mengatasi kelangkaan bahan makanan di pasar. Bahkan pertanian di kota dari hari ke hari menjadi salah satu industri yang besar dan diperhitungkan dalam rangka meningkatkan pendapatan, kesehatan, dan mengatasi kesenjangan penduduk kota (Smith & Nars 1992, h. 142). Dawson & Canet (1991, h. 135) mempridiksi 50 persen penduduk dunia akan tinggal di kota yang artinya kelangkaan bahan makanan akan semakin menjadi problema utama penduduk dunia. Untuk mengatasi persoalan ini, 200 juta penduduk dunia sudah bergerak terlibat dalam kegiatan pertanian di kota untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 800 juta penduduk kota (UNDP 1996 dikutip Zezza & Tasciotti 2010, h. 256). Data yang dihimpun Ruel dkk. pada 1998 menunjukkan bahwa 50 persen penduduk pelbagai kota di Afrika dan 40 persen di Amerika Latin sudah terlibat kegiatan pertanian di kota (dikutip Zezza & Tasciotti 2012, h. 265). Dalam hal ini, kota-kota di Indonesia, terutama Jakarta, tertinggal jauh dari negara-negara di kedua wilayah itu. Hanya sekitar 11 persen penduduk kota di Indonesia terlibat dalam kegiatan pertanian, bandingkan, misalnya, dengan Vietnam (69 persen) atau Nikaragua (68 persen) (Zezza & Tasciotti, h. 268).
Kreatifitas di ruang sempit
Kota memang memiliki lahan yang sangat terbatas untuk bertani. Tapi pikiran dan kreatifitas terlalu sulit dicari batasnya. Pelbagai metode telah dilakukan para petani kota. Mereka menggunakan taman, garasi, atap, ruang tamu, dapur, dinding, bahkan bagasi mobil untuk bertani. Pada gedung bertingkat, ada yang menggunakan satu atau dua lantai atau, yang paling populer, menggunakan atap gedung khusus untuk menanam sayur. Metode yang digunakan bisa bermacam-macam, mulai dari menanam langsung di tanah, menggunakan pot, hydroponik, aquaponik, kebun vertikal atau menara kebun dengan menggunakan jaringan pipa. Sebagian besar teknik pertanian kota itu tidak menggunakan tanah, melainkan air, pipa, dan lampu. Teknik hydroponik atau aquaponik itu bahkan bisa dikombinasikan dengan peternakan ikan, di mana ikan dan tanaman sayur bisa saling bertukar nutrisi.
Hasilnya, penduduk kota bisa memenuhi sendiri sebagian kebutuhan makanannya. Hal ini juga bisa berkontribusi pada perbaikan kesehatan penduduk. Bukankah makanan yang paling sehat adalah makanan yang diproduksi sendiri? 50 persen lebih pengeluaran pada makanan ditambah biaya sakit akan bisa ditekan seminimal mungkin dan penghasilan dialihkan untuk kebutuhan lain, misalnya pendidikan.
Adalah tugas pemerintah untuk menyiasati penyelesaian krisis bumbu dan bahan makanan. Tetapi dengan bertani sendiri, penduduk kota tidak harus menunggu pemerintah membuka kran impor untuk mengatasi kelangkaan. Memasak makanan dengan memetik bumbu dari sudut garasi atau memetik sayuran dari atap rumah, tidakkah menyenangkan? Selamat mencoba!

Kisah Nelson Mandela Melawan Apartheid

Mandela : Kisah Perjuangan Melawan Apartheid

Nelson Mandela Kisah hidupnya adalah perjuangan panjang melawan sistem apartheid. Ia dipenjara puluhan tahun di Robben Island. Mandela, aktivis gerakan demonstrasi, meruntuhkan apartheid dan presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan
 
  Nelson Mandela, saat masih menjadi pengacara muda dan ketua ANC
10 Mei 1994, momentum besar bagi Afrika Selatan, mungkin yang terbesar dalam sejarahnya.
„Tidak ada seorang pun di negara ini yang kembali akan sebuah kelompok di bawah kelompok lainnya. Semoga Tuhan melindungi Afrika.“
Saat itu Nelson Mandela menjadi presiden berkulit hitam pertama di Afrika Selatan. Dengan undang-undang baru yang modern dan berakhirnya apartheid.
Lahirnya apartheid
Tahun 1930 di Jerman Hendrik Verwoerd, seorang pria kulit putih mengenal paham nasionalsosialisme dan terpengaruh kuat ideologi rasisme yang dilancarkan NAZI. Ia kemudian melahirkan gagasan apartheid dalam kolonialisme.
Orang-orang berkulit putih seperti Verwoerd memandang dirinya sebagai anggota kaum elit di benua hitam tersebut. Verwoerd dan partai nasionalisnya mendefinisikan apartheid sebagai perkembangan terpisah, antara kelompok yang diistimewakan dan yang dianggap lebih rendah.
Sebagai menteri untuk urusan masalah penduduk asli, Verwoerd yang kemudian menjadi Perdana Menteri ke-7 Afrika Selatan menempatkan mayoritas warga berkulit hitam di negara itu ke kawasan khusus yang disebut Bantustan atau homelands. Kawasan-kawasan pemukiman ini disediakan hanya untuk kaum kulit hitam.
Pemisahan ras itu menentukan tata kehidupan secara umum. Di tempat-tempat umum ditetapkan peraturan ketat pemisahan antara kaum kulit putih dan tidak berkulit putih. Pernikahan campuran dilarang. Dengan Group Areas Act tahun 1950 dilakukan pemisahan kawasan tempat tinggal. Pendidikan dan lapangan kerja juga diatur berdasarkan ras. Di luar homelands kaum berkulit hitam harus selalu membawa paspor.
Aksi anti apartheid
Akibat penekanan dan rasialisme, muncul gerakan protes yang diorganisir Kongres Nasional Afrika ANC, yang kemudian menjadi gerakan massal. Demonstrasi, boykot, mogok kerja dan pembakaran massal paspor-paspor.
Salah satu aktivis utamanya adalah pengacara muda Nelson Mandela, yang kemudian menjadi ketua ANC. Tahun 1960 di selatan Johannesburg 20 ribu warga kulit hitam tanpa paspor menyerbu pos polisi, membiarkan dirinya ditangkap pihak berwenang. Demonstrasi itu berakhir dengan pembunuhan massal.
ANC kemudian dilarang. Nelson Mandela melakukan perlawanan bersenjata dalam gerakan bawah tanah, dengan menyerang pusat-pusat industri. Tahun 1964 jajaran pimpinan gerakan bawah itu ditangkap. Nelson Mandela dan Walter Sisulu dkenai tahanan seumur hidup. Di pengadilan Mandela menekankan ia bersedia mati untuk visinya.
Diisolasi internasional
Dengan penerapan sistem apartheid Afrika Selatan semakin diisolasi masyarakat internasional. Sanksi perdagangan dan politik keuangan pada akhir 1980-an menyulitkan pemerintah nasionalis. Tekanan dari protes di jalanan, larangan mengikuti kejuaraan dunia serta pertandingan olimpiade menyebabkan pemerintah dari Frederik Willem De Klerk akhirnya melakukan perundingan dengan Kongres Nasional Afrika, ANC dengan syarat berakhirnya kekerasan tersebut.
Dalam pidato di parlemen tahun 1990 Presiden De Klerk mengumumkan reformasi serta berakhirnya pengasingan para aktivis. Nelson Mandela dibebaskan 11 Februari 1990 dalam usia 74 tahun, setelah ditahan 27 tahun. Ia berhasil melalui masa penahanan tersebut karena tidak ragu akan misinya.
Ia lalu menerima Nobel Perdamaian bersama dengan De Klerk. Tahun 1994 berlangsung pemilu yang bebas dan adil untuk pertama kalinya di Afrika Selatan. Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama. Pemerintahnya mengakhiri sistem apartheid dan merintis rekonsiliasi nasional. (dk/as)

Jumat, 06 Desember 2013

Sejarah dan Stadion Klub Liverpool


Sejarah dan Stadion Klub Liverpool
Sejarah Klub Liverpool adalah benar-benar sejarah. Liverpool sekarang sering diejek sebagai klub yang “hanya tinggal sejarah” Liverpool memang klub tersukses di Inggris di bawah Manchester United tetapi kebanyakan trofi dan raihan gelar mereka terjadi sebelum dekade 90-an. Tetapi, untuk urusan gelar Eropa Liverpool adalah klub tersukses di Inggris karena berhasil menjuarai Liga Champions Eropa sebanyak lima kali.
Liverpool didirikan pada tahun 1892 oleh John Houlding. John Houlding berselisih pendapat dengan para pemegang kebijakan klub Everton soal tanah di Anfield apakah akan diteruskan menjadi stadion Everton atau tidak. Akhirnya direksi Everton lebih memilih pergi dari Anfield, sedangkan Houlding bertahan di Anfield dan mendirikan Liverpool. Setahun kemudian, tahun 1893 Liverpool yang awalnya bernama Everton Athletic bergabung ke FA tetapi ditolak FA karena tidak mengakui sebagai Everton walhasil John Houlding merubah nama Everton Athletic menjadi Liverpool Football Club.

Liverpool justru lebih sukses dibandingkan saudara tuanya, Everton. Apalagi pada periode di bawah kepemimpinan manajer tersukses Liverpool; Bill Shankly, tahun 1959-1974. Mereka merajai Liga Inggris sebanyak empat kali. Kesuksesan ini diteruskan oleh pewarisnya yakni Bob Paisley 1974-1984. Liverpool meraih gelar Liga Champions Eropa sebanyak empat kali dan Liga Inggris sebanyak tujuh kali. Bersamaan dengan kesuksesan klub sepakbola Liverpool, grup musik The Beatles juga sedang membuat demam dunia. Sehingga pada masa itu ketika menyebut kata “Liverpool” hanya berarti dua asosiasinya yakni, sepakbola atau musik.
Liverpool terakhir meraih gelar tahun 2005. Banyak sekali orang-orang yang berkata bahwa hal itu seperti “Keajaiban Istanbul” Bagaimana tidak ? Liverpool yang sudah tertinggal 3-0 di babak pertama oleh AC Milan secara luar biasa menyamakan kedudukan 3-3 di babak kedua dan akhirnya menjadi juara Liga Champions Eropa lewat adu pinalti.
Stadion Liverpool dari dulu hingga sekarang tidak berubah nama, yakni Anfield Stadium. Pada awalnya seperti sudah disebutkan di atas Stadion Anfield dipakai oleh Everton dari tahun 1884 sampai tahun 1892. Sejak tahun 1892 Liverpool memakai stadion ini dan tidak berpindah juga tidak berubah nama hanya kapasitas dan teknologi dalam stadion yang diubah. Pada mulanya stadion ini berkapasitas 20.000 orang. Kemudian direnovasi pertama kali pada tahun 1928 sehingga kapasitasnya naik menjadi 30.000 orang dan terus direnovasi sampai sekarang berkapasitas 45.276 kursi. Baru-baru ini, Liverpool dikabarkan sedang berencana membangun stadion baru bernama Stanley Park.